Senin kemarin, sebelum berangkat ke Bank Naura merengek
minta di belikan jelli di bibi penjual jelli yang mangkal di depan SD deket
rumah. Ketika baru 2-3 meter perjalanan, 2 butir jelli yang ada di plastik
terjatuh. Melihat jelli nya berada di dekat kakinya, Naura pun menangis. Jelli
yang masih ada di tangan pun di berikannya kepada bunda sambil menangis dan
menunjuk-nunjuk jelli yang terjatuh berharap bundanya mau mengambilkan nya.
Sambil menggandeng tangan mungilnya dan mengajaknya ke tepi, aku berharap Naura
mau menerima dan mengerti dengan penjelasan yang akan aku sampaikan.
” Naura… jelli yang sudah terjatuh ga usah di tangisi. Itu
berarti bukan rizki nya Naura. Naura kan masih punya 8 jelli di plastik ini” ucapku sambil menunjukkan sisa jelli yang masih ada. Sambil masih
meneteskan air mata dan menunjuk jelli yang terjatuh Naura pun berkata “ hendak
jelli, Nda”. Ku coba menenangkannya kembali sambil mengajaknya
melanjutkan perjalanan. “Sudah, di ikhlaskan. Jelli itu bukan rizkinya Naura.
Rizkinya Naura ya jelli yang ada di plastik ini” ucapku sambil jalan.
Alhamdulillah, Naura pun akhirnya diam dan bilang “he eh”.
Dan hari ini, aku kehilangan ½ kg ayam karena di “gondol”
kucing ketika ku tinggal sebentar membelikan keripik singkong Naura. Sempet pingin
marah, sama kucing dan Naura karena gara-gara Naura merengek minta keripik singkong,
ayamku jadi raib entah ke mana. Tapi ketika aku katakan pada Naura “tuh kan,
ayamnya di makan kucing. Naura seh tadi pake nangis2 minta keripik”, Naura malah
berkata “ Ayamnya di makan kucing kah, Nda? Rizki nya kucing kali..!” deg, mungkin
dia masih ingat dengan jelli nya yang terjatuh dan percakapan kami ketika itu.
Astaghfirulloh… Iya, ya… jadi maluuuu. Ya sudah, di
ikhlaskan. Tak perlu marah dan mencari alasan. Mungkin memang sudah rizki nya
kucing dan bukan rizkinya kami. Untuk hal yang kecil seperti itu, kita mungkin
bisa dengan mudah mengikhlaskan ketika mengalami sebuah “kehilangan”. Tapi
bagaimana dengan “yang besar”. Kehilangan sesuatu yang kita sayangi, jabatan, uang dalam jumlah besar,
atau yang lainnya. Tentu menjadi hal yang sangat sulit untuk mengucapkan kata
“ikhlas”. Namun ingatlah, bahwa apapun yang menimpa kita, baik senang ataupun
duka, bahagia ataupun sedih, semuanya terjadi atas izin NYA.. so, mari belajar
ikhlas.. dari yang sederhana sampai yang tak mudah untuk di sampaikan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar