Jumat, 31 Agustus 2012

Belajar Ikhlas ala Naura

Senin kemarin, sebelum berangkat ke Bank Naura merengek minta di belikan jelli di bibi penjual jelli yang mangkal di depan SD deket rumah. Ketika baru 2-3 meter perjalanan, 2 butir jelli yang ada di plastik terjatuh. Melihat jelli nya berada di dekat kakinya, Naura pun menangis. Jelli yang masih ada di tangan pun di berikannya kepada bunda sambil menangis dan menunjuk-nunjuk jelli yang terjatuh berharap bundanya mau mengambilkan nya. Sambil menggandeng tangan mungilnya dan mengajaknya ke tepi, aku berharap Naura mau menerima dan mengerti dengan penjelasan yang akan aku sampaikan.

” Naura… jelli yang sudah terjatuh ga usah di tangisi. Itu berarti bukan rizki nya Naura. Naura kan masih punya 8 jelli di plastik ini” ucapku sambil menunjukkan sisa jelli yang masih ada. Sambil masih meneteskan air mata dan menunjuk jelli yang terjatuh Naura pun berkata “ hendak jelli, Nda”. Ku coba menenangkannya kembali sambil mengajaknya melanjutkan perjalanan. “Sudah, di ikhlaskan. Jelli itu bukan rizkinya Naura. Rizkinya Naura ya jelli yang ada di plastik ini” ucapku sambil jalan. Alhamdulillah, Naura pun akhirnya diam dan bilang “he eh”.

Dan hari ini, aku kehilangan ½ kg ayam karena di “gondol” kucing ketika ku tinggal sebentar membelikan keripik singkong Naura. Sempet pingin marah, sama kucing dan Naura karena gara-gara Naura merengek minta keripik singkong, ayamku jadi raib entah ke mana. Tapi ketika aku katakan pada Naura “tuh kan, ayamnya di makan kucing. Naura seh tadi pake nangis2 minta keripik”, Naura malah berkata “ Ayamnya di makan kucing kah, Nda? Rizki nya kucing kali..!” deg, mungkin dia masih ingat dengan jelli nya yang terjatuh dan percakapan kami ketika itu.

Astaghfirulloh… Iya, ya… jadi maluuuu. Ya sudah, di ikhlaskan. Tak perlu marah dan mencari alasan. Mungkin memang sudah rizki nya kucing dan bukan rizkinya kami. Untuk hal yang kecil seperti itu, kita mungkin bisa dengan mudah mengikhlaskan ketika mengalami sebuah “kehilangan”. Tapi bagaimana dengan “yang besar”. Kehilangan sesuatu yang kita sayangi, jabatan, uang dalam jumlah besar, atau yang lainnya. Tentu menjadi hal yang sangat sulit untuk mengucapkan kata “ikhlas”. Namun ingatlah, bahwa apapun yang menimpa kita, baik senang ataupun duka, bahagia ataupun sedih, semuanya terjadi atas izin NYA.. so, mari belajar ikhlas.. dari yang sederhana sampai yang tak mudah untuk di sampaikan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar